Rakyatsulsel.id, Soppeng - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Soppeng menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan di tengah bencana alam dengan menyerahkan bantuan kepada tiga orang siswa yang terdampak longsor di Desa Gattareng Toa, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng.
Bantuan tersebut diberikan kepada dua siswa kelas VI dari SD Negeri 146 Gattareng dan satu siswa dari SMP Negeri 3 Marioriwawo. Ketiganya merupakan korban terdampak langsung dari bencana tanah longsor yang melanda wilayah tersebut beberapa waktu lalu.
Penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Soppeng, Dr. Nur Alim, didampingi Kepala SDN 146 Gattareng, Pasriani, serta perwakilan dari SMPN 3 Marioriwawo, yakni Hariaty, Syamsul Bahri, dan Mansur. Turut hadir pula staf Dinas Pendidikan, Panca Putra.
Dalam sambutannya, Dr. Nur Alim menyampaikan empati yang mendalam atas musibah yang dialami para siswa dan keluarga mereka. Ia juga menyampaikan harapannya agar bantuan ini dapat memberikan dorongan semangat bagi anak-anak agar tetap fokus dan optimis menatap masa depan.
“Kami berharap bantuan ini dapat sedikit meringankan beban yang mereka rasakan. Namun yang jauh lebih penting, anak-anak ini harus tetap semangat untuk terus belajar dan melanjutkan pendidikan mereka,” ujar Dr. Nur Alim. Kamis (13/2/2025)
Ia juga menegaskan pentingnya pendidikan sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitan hidup, serta menekankan bahwa pemerintah daerah tidak tinggal diam dalam menghadapi bencana.
“Bencana tanah longsor ini menjadi pengingat bahwa kita harus selalu waspada terhadap potensi alam. Pemerintah daerah terus berupaya hadir dan memberikan dukungan nyata agar masyarakat, khususnya anak-anak, dapat bangkit dan melanjutkan hidup,” tambahnya.
Kepala SDN 146 Gattareng, Pasriani, turut menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pendidikan atas perhatian yang diberikan. Menurutnya, dukungan moril dan material seperti ini sangat berpengaruh terhadap semangat belajar siswa.
“Ini bukan hanya soal bantuan fisik, tapi bentuk perhatian dan kepedulian yang luar biasa terhadap masa depan anak-anak kami,” kata Pasriani.
Dukungan seperti ini diharapkan dapat menjadi semangat baru bagi para siswa terdampak untuk tetap tegar dan tidak kehilangan harapan, sekaligus menjadi bagian dari komitmen bersama dalam membangun sektor pendidikan yang inklusif dan tangguh terhadap bencana. (*)

